Cerita Pendek - Tak Ada Senyuman di Toko Ini


Sepasang suami istri itu merasa beruntung menemukan toko pakaian dengan harga yang benar-benar murah. Pakaian anak yang diborong si istri malah lima kali lipat lebih murah dibandingkan dengan harga mal. Namun, hal tersebut tidak lantas membuat mereka gembira. Naluri si suami pun mengeluarkan sinyal agar waspada, biasanya ada yang tidak beres jika suatu barang dijual terlalu murah.

Umumnya dibalik aksi banting harga, barang yang dijual adalah barang bermutu rendah, ketinggalan mode, atau ada cacatnya. Namun, si istri menyakinkan bahwa kekhawatiran itu tidaklah beralasan. Dengan cekatan dirabanya bahan pakaian ayng cukup baik. Dia mengamati dengan seksama dan tidak ada cacat sama sekali. Soal mode jangan ditanya, pakaian macam itu memang tengah dicari para penggemar busana terkini.

Suami istri itu bersyukur kekhawatiran tertipu tidak terbukti dan mereka sedikit menyesalkan karena telah berprasangka. Namun, saat mereka hendak membayar di kasir, tersingkaplah rahasia ungkapan Imam Ali bin Abi Thalib, "Tanyalah hatimu, sebab hati tidak pernah berdusta"

Kasirnya adalah wanita muda yang sayangnya bermuka musam. Tidak ada sapaan ramah atau sepotong senyuman yang diberikannya kepada pasangan suami istri itu. Wajah menunjukkan akumulasi dari rasa sedih, marah, jengkel, penat, dan tersiksa. Jelas sekali kalau dia amat menderita di posisinya.

Suami istri itu langsung tertegun. Siang itu sangat amat panas dan melelahkan. Kondisi tersebut diperparah dengan sambutan kasir yang luar biasa pahit. Kebahagian keduanya pun terganggu. Ternyata untuk memberikan harga yang murah, si pemilik toko melakukan banyak efisiensi. Termasuk diantaranya mengurangi jumlah karyawan dan menurunkan gaji mereka hinggga dibawah standart. Gaji kasir itu tidak sampai Rp 300.000,- perbulan, jauh dibawah upah daerah, apalagi nasional. Barangkali gaji sekecil itu hanya cukup buat ongkos pulang pergi, sedangkan buat biaya hidup dia masih menumpang dengan orangtua. Karena gajinya minim, dia memberikan pelayanan yang minim pula.

Dia kesal dengan kondisinya, dengan kemalangan yang menimpanya, lalu melampiaskan kekesalannya kepada konsumen. Karena mendapat sambutan yang kurang menyenangkan, suami istri pun membatalkan transaksi dan pergi dengan kecewa

TAMAT

Hikmah yang dapat diambil dari cerpen diatas adalah  :
  • Sikap buruk akan merugikan diri sendiri karena mencabut kebahagiaan hati. Sudah gaji kita kecil, kita pun kehilangan pembeli yang mungkin bisa menjadi pelanggan tetap dikemudian hari
  • Dengan merusak kebahagiaan orang lain, berarti kita kehilangan kesempatan mendapatkan pahala, sebaliknya kita malah mendapatkan dosa
  • Ketidakbahagiaan akan menutup peluang rezeki dan membuntukan pikiran sehingga tidak muncul ide-ide cemerlang guna meraih rezeki yang lain. Banyak pelayan yang ramah justru ditawari pekerjaan oleh orang lain dengan penghasilan yang lebih baik. Bahkan jika kinerjanya bagus, bisa diangkat menjadi bos perusahaan
  • Bahagia itu pilihan, tidak ada hubungannya dengan gaji kecil atau besar. Meski penghasilan kta sedikit, jika memilih bahagia dan menikmati hidup, kita justru bisa membahagiakan orang lain, melenyapkan penyakit yang ada pada diri kita, dan membuka pintu-pintu rezeki yang tak kita duga

2 Komentar untuk "Cerita Pendek - Tak Ada Senyuman di Toko Ini"

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel